Sabtu, 24 Mei 2008

Satu Lagi

Satu lagi takdir terlaksana. Dan memang pasti terlaksana.

Satu lagi bayi lahir. Satu lagi ibu melahirkan. Satu lagi keluarga yang berbahagia. Disertai dengan keluarga-keluarga lainnya yang memberi ucapan selamat.
Satu lagi serangan jantung. Satu lagi kecelakaan mobil. Satu lagi tabrakan motor. Satu lagi pesawat terbang yang jatuh. Banyak yang mati. Seketika.

Satu lagi perang untuk saling menguasai. Satu lagi pahlawan harus gugur. Satu lagi prajurit yang merasakan kemenangan. Satu lagi tembakan meletus. Satu lagi korban tak bersalah jatuh. Disusul dengan korban-korban lainnya. Satu lagi tangisan terdengar. Tangisan perih yang mengiris hati. Cukup, hentikan sudah.

Satu lagi penggembara berkelana. Satu lagi pelaut pergi berlayar. Satu lagi pilot mengudara. Satu lagi astronot ke angkasa luar.

Satu lagi rokok dibakar. Dihisap. Satu lagi orang yang bakal terkena kanker paru-paru.
Satu lagi cheeseburger. Dan itu sudah yang kedelapan kali. Pantas anak itu bakal terkena serangan jantung mendadak.

Satu lagi tokoh harus wafat. Meninggalkan orang-orang yang begitu mencintainya. Padahal orang-orang itu tidak mengenalnya. Hanya sekedar mengetahuinya. Namun pipi mereka semua berlinangan air mata.
Satu lagi penjahat mati. Puluhan yang mengutukinya.

Satu lagi angin berhembus. Satu lagi daun rontok dari dahannya. Satu lagi ombak berdesir. Satu lagi karang yang hancur terhantam ombak.

Satu lagi bunga yang mekar. Dan kuharap itu kamu.

Satu lagi cintaku padamu bertambah lagi. Ah, cintaku padamu bertambah terus.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Satu lagi cintaku untukmu bertambah lagi. Ah, cintaku padamu bertambah terus.

hehehe...
syapa itu gaz?

Ghazi Binarandi mengatakan...

kok pake nama ghazi sih?

Anonim mengatakan...

hahahaha siapa ya ghaz kira2 yang make nama "ghazi"

Anonim mengatakan...

tau nih si pp kn

Yang Terlarang

Ini adalah kali pertama saya patah hati setelah sekian lama tidak. Kalau kemarin ada yang tanya kepada saya, apa rasanya sakit hati, akan sa...