Kenapa segalanya jadi begini? Sedalam lautan mengemis cinta, yang kudapat hanyalah derita. Sia-siakah segala usaha selama ini?
Untuk yang satu kulakukan seribu. Dan ternyata masih belum cukup. Terhalang oleh keinginan yang menggebu. Atau justru dia yang terlalu menutup?
Ku terbuai dalam segala angan dan impian. Berenang ke sana kemari, hanya mendapat lelah. Aku tenggelam dalam apa yang selalu ada di muka bumi setiap masa, setiap saat.
Ketika Icarus terjatuh. Ketika kulit mulus Cleopatra hancur dikoyak ular berbisa. Ketika Columbus menjejakkan kaki di benua baru. Ketika dua menara kembar hancur lebur dihantam dua burung besi.
Cinta datang bersama derita. Tidak untuk sekedar mencerca, tapi hanya untuk meminta. Dan yang dicari adalah pengorbanan untuk yang paling dirasa, yang paling dijaga.
Kulakukan seribu untuk yang satu. Kuketuk pintu rumahmu, kumohon, bukalah itu.
Tak kau buka pintu itu. Bukan, tapi belum, ujarku optimis. Dan aku terjaga di depan pintu rumahmu, yang selalu tertutup. Menunggu sampai pintu itu terbuka sepenuhnya, dengan kau menyambutku bagai seorang puteri bertemu dengan pangerannya. Sungguh kutunggu masa itu.
Orang bilang aku gila. Aku memang tergila-gila padamu.
Minggu, 15 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yang Terlarang
Ini adalah kali pertama saya patah hati setelah sekian lama tidak. Kalau kemarin ada yang tanya kepada saya, apa rasanya sakit hati, akan sa...
-
Tepat kata itu. Tepat pilihan kata itu. Sungguh memikat hati. Dua memang selalu membingungkan. Bahkan lebih baik dibuat tiga sekalian. Agar ...
-
Malam ini udara tidak sedingin biasanya di kota Bandung. Akhir-akhir ini Bandung memang panas. Aku berjalan menyusuri jalanan kota Bandung. ...
-
Malam berurung siang. Menolak siapa punya bertahta. Yang tak hingga tak digenggam jua.
1 komentar:
lo gila? berarti suka makan nasi gila juga kan?
Posting Komentar