Kau datang bersama cinta. Membelenggu aku dalam keterikatan. Kau datang membawa rasa. Mengembang bagai adonan roti yang diberi fermipan.
Kenapa dibalik cinta ada derita. Benih yang tak kujaga hanya dapat busuknya saja.
Siapa suruh aku cinta kamu? Tidak ada. Memang tidak ada. Lantas jika itu membuatmu tak tenang, kenapa kau masih tetap cinta.
Ah, kurasa ini terlalu rumit. Tidak cukup hanya sekedar berkelit. Harus kabur dengan benar-benar pamit.
Kenapa kau tak balas saja pernyataan cintaku?
Bagaimana aku bisa balas kalau kau saja tak menanyakan.
Kenapa kau membiarkan aku terus berharap?
Mungkin itu yang masih menyelamatkanmu hingga kini. Dari lubang kehancuran.
Kenapa aku benar-benar harus berdiri sendiri?
Kau yang memilih begitu. Sekarang rasakan ganjaran dari pilihanmu itu.
Mungkinkah esok akan membuat keadaan jadi lebih baik?
Segalanya masih misteri, tapi pilihan masih di tanganmu.
Benarkah cintaku adalah kamu? Atau ternyata adalah dia? Sungguh aku bingung. Belum lagi kalau nanti muncul orang lain yang mencuri segenap jiwaku lagi.
Lebih pantas jika aku diam.
Yang ada masih di persimpangan. Dan aku tersesat di dalamnya. Tolong aku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yang Terlarang
Ini adalah kali pertama saya patah hati setelah sekian lama tidak. Kalau kemarin ada yang tanya kepada saya, apa rasanya sakit hati, akan sa...
-
Tepat kata itu. Tepat pilihan kata itu. Sungguh memikat hati. Dua memang selalu membingungkan. Bahkan lebih baik dibuat tiga sekalian. Agar ...
-
Malam ini udara tidak sedingin biasanya di kota Bandung. Akhir-akhir ini Bandung memang panas. Aku berjalan menyusuri jalanan kota Bandung. ...
-
Malam berurung siang. Menolak siapa punya bertahta. Yang tak hingga tak digenggam jua.
2 komentar:
hohoho!
kamu atau dia? ada 2?
wah wah wah! pilih satu aja gaz!
Cinta Itu Nikmat Tetapi Awassss...;P
Posting Komentar