untuk rasa yang entah apa, tak jelas wujud bentuk
Serapuh ini diri dibuat goyah
atau mungkin hanya aku yang memang payah
seperti kebiasaan kalah akibat menyerah
Segalau ini hati merana
mencari-cari apa yang sebenarnya tak sirna
Terlanjur berhuni kepada yang belum sepenuhnya nyata
Sebesar ini angan berharap
seperti prajurit menanti dari posisi tiarap
tabah menunggu aba-aba dengan sigap
Sejauh ini jiwa melompat
merasakan hal-hal yang dulu tak sempat,
atau terlambat
Terkejut sambil banyak doa terus dipanjat
Seluas ini kesempatan terbuka
bagai main bola di lapangan desa:
Tendang sini, tendang sana
Gol! Teriakan mengudara:
Seperti haruku kepada keindahan dunia
Segelap ini misteri tertutup
Tersembunyi, bagai tersimpan dalam ruang yang mengatup
Tidak bebas berkeliaran layaknya udara yang kita hirup
Serapi ini Tuhan bercerita,
walaupun babak ini belum seberapa,
tapi tetap: Pilihan adalah hak penuh manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar