Udara Bandung memang dingin, tapi aku tak pernah menyangka semuanya akan menjadi dingin juga.
Kejadiannya beruntut, dan aku baru sadar di saat paling akhir. Ketika maut berada begitu dekat denganku.
Pertama tiba di kota ini aku langsung disambut dengan pilek yang datang menyerangku. Belum sembuh pilek ini datanglah penyakit lain. Dan dalam beberapa waktu aku merasa begitu terpencil.
Dan kemarin aku nyaris mati. Dan hanya diselamatkan oleh sebuah helm pinjaman.
Untung hari ini aku masih hidup, aku jadi masih bisa memikirkan segalanya.
Benar kalau orang bilang hidup itu misteri, karena misteri yang ini begitu tersembunyi.
Sekarang saatnya aku akan menatap ke depan dan mencoba melupakan tragedi kemarin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yang Terlarang
Ini adalah kali pertama saya patah hati setelah sekian lama tidak. Kalau kemarin ada yang tanya kepada saya, apa rasanya sakit hati, akan sa...
-
Tepat kata itu. Tepat pilihan kata itu. Sungguh memikat hati. Dua memang selalu membingungkan. Bahkan lebih baik dibuat tiga sekalian. Agar ...
-
Malam ini udara tidak sedingin biasanya di kota Bandung. Akhir-akhir ini Bandung memang panas. Aku berjalan menyusuri jalanan kota Bandung. ...
-
Malam berurung siang. Menolak siapa punya bertahta. Yang tak hingga tak digenggam jua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar