Sabtu, 10 Juli 2010

Kupanggil Kamu Nona Misteri

Sore itu, kutemui kamu. Biasa saja. Tak ada yang istimewa.

Senyum merekah yang terajut dalam raut mukamu ketika kita berdua berkenalan meninggalkan pesona, memang, namun apa yang tertinggal dalam pesona itu menguap begitu saja, tertutupi oleh senyum-senyum lain yang memang sedang banyak bertaburan hari itu.

Kulihat kamu selalu tersenyum. Aku suka dengan orang yang tersenyum, makanya aku mulai menaruh perhatian padamu.

Banyak orang tersenyum, tapi tak banyak orang yang selalu tersenyum. Kamu istimewa karenanya.

Bahkan, di tengah kesendirianmu, kulihat kamu masih melebarkan jarak antara kedua ujung bibirmu itu. Aku iba melihatmu. Kamu terlihat seperti seekor zebra yang terpisah dari kawanannya, tapi kawanan zebra yang lain masih ada dalam jarak pandangmu. Sesekali kamu mengunjungi kawananmu, tapi tak jarang kamu malah menjauhinya, kadang mengunjungi kawanan yang lain. Terus mengelana tak tentu arah.

Oleh karenanya, kamu kupanggil Nona Misteri, yang nama lengkapnya saja masih belum kuketahui.

Entah mengapa kamu tidak begitu sering terlihat dalam kawanan zebra yang sama. Mungkin pengamatanku--sebagai pemburu--salah. Tapi aku benar-benar menaruh perhatian kepadamu. Aku terus mengawasimu. Seperti selayaknya seorang pemburu. Tapi sepertinya ada sesuatu yang tak layak di sini. Mungkinkah seorang pemburu jatuh cinta pada buruannya?

Ah, terlalu dini untuk mengklaim ini sebagai cinta. Aku masih hanyalah seorang pemburu yang sedang mengawasi sekelompok kawanan zebra. Tapi entah kenapa ada satu zebra yang tak pernah luput dari pantauanku. Teropongku tak mau pindah dari sekujur tubuhnya.

Andaikan zebra itu bisa kutarik, kutarik kamu. Kutanyakan segala hal yang ingin aku tahu tentang dirimu. Aku ingin dekat denganmu. Aku ingin kita jadi kawan berbagi. Entah sejauh apa kamu mendefinisikannya.

Yang jelas, aku tak ingin kamu tetap menjadi Nona Misteri bagiku.

1 komentar:

Gandrie Ramadhan mengatakan...

UWWWO!
mantab kali, boi!

siapakah nona misteri ini? awak jadi penasaran!
kasih tau dong, kali aja awak tau!
HAHA!

Yang Terlarang

Ini adalah kali pertama saya patah hati setelah sekian lama tidak. Kalau kemarin ada yang tanya kepada saya, apa rasanya sakit hati, akan sa...