Walau mungkin tidak begitu dengan orang-orang itu, tapi aku menganggapnya demikian. Sesekali aku juga ingin berpandangan egois. Oh, walaupun itu bakal dicerca mulai dari sahabat sampai pemuka agama. Karena hari ini--anggap saja--aku musuh setiap orang.
Menjadi musuh setiap orang memang tidaklah menyenangkan. Tapi terkadang menjadi teman setiap orang, tanpa satupun musuh sama sekali juga tidak begitu menyenangkan. Dan--setahuku--tidak ada orang di dunia ini yang menjadikan setiap orang sebagai musuh. Kenapa tidak kucoba?
Hari ini aku mengawali hari dengan cukup baik. Hambatan ini dan itu di pagi hari teratasi dengan cukup dingin. Pagi yang antisipatif.
Beranjak ke siang, matahari mulai menyongsong ke ubun-ubun. Tidak ada yang banyak berubah. Hari menjadi semakin penuh dengan canda dan tawa. Banyak kebahagiaan. Sungguh indah.
Siang sedikit berlalu. Mencapai sore. Sedikit membosankan, tapi tetap saja ini bukanlah hari yang buruk.
Tapi siapa yang sangka malam bakal mengubah segalanya? Malamnya yang dimaksud pun merupakan penghujung hari. Hidup memang penuh dengan kejutan. Seperti kotak kado ulang tahun, isinya bisa berupa cokelat atau ular tidak berbisa.
Malam hari ini memang terlalu berbeda dari sorenya, siangnya, atau paginya. Bahkan sampai aku memutuskan untuk memusuhi setiap orang di hari ini pada malam harinya. Tapi pelajaran selalu dapat dipetik.
Kesalahan atau bukan kesalahan, semuanya pasti bermanfaat. Ambil saja manfaatnya. Hidup kenapa dibuat ribet?
Hari ini aku musuh setiap orang. Aku jadi ragu. Aku butuh teman ketika belajar.
Kalau begitu--
Aku temani saja setiap orang di hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar