Cintaku mungkin sekarang seperti ranting pohon. Dia tumbuh lagi dan lagi serta terus membentuk cabang-cabang baru. Dia indah karena diujungnya bisa saja muncul bunga atau buah dengan beraneka warna. Cintaku sedang indah-indahnya.
Tapi aneh. Cintaku tak pernah kubiarkan berkembang. Tiap kali rantingnya bercabang, dia kupangkas. Sekali bercabang lagi, kupangkas lagi. Oh, haruskah?
Ranting pohon di pekarangan rumah memang bakal selalu kita pangkas agar tampangnya selalu cantik terlihat, agar ukurannya selalu menjadi proporsional dan pas untuk dimensi tempatnya. Segala sesuatu yang berlebihan itu memang tidaklah baik, termasuk ukuran pohon di pekarangan rumah kita.
Lalu bagaimana dengan cinta? Tidak bolehkah ia tumbuh terlalu liar sampai detak jantungku selalu menggebu-gebu ketika dia tiba? Haruskah kuhambat pertumbuhannya yang sedang dalam fase optimal? Haruskah kupangkas ranting-ranting cinta tersebut?
Sungguh sayang, sungguh sayang. Tapi hidup memang tak boleh berlebihan. Karena jika cinta itu diisi terlalu banyak, wadah hati kita tak akan sanggup menampungnya sehingga cinta itu malah tumpah dan bercecer ke mana-mana.
1 komentar:
wah lagi kenapa maneh?
haha.
ayo tunjukkan rasa cintamu.
halah.
Posting Komentar