Selasa, 02 Juni 2009

Lukisan Abstrak



Setiap benda di ruangan itu mahal tak ternilai. Membelinya sama saja dengan menyerahkan separuh dari seluruh harta kekayaanmu. Padahal benda-benda itu tidak punya fungsi apa-apa. Hanya saja sebagian orang menganggapnya indah.

"Yang ini menggambarkan kesedihan."

Kulihat gambarnya. Sebuah patung batu yang bentuknya menyerupai seorang manusia yang sedang meraung sambil berlutut. Mungkin pembuatnya menemukan barang ini dari kali di depan rumahnya.

"Kalau yang ini tentang kemurahhatian."

Kali ini sebuah lukisan. Isinya tentang seorang anak kecil yang membantu seorang nenek yang sedang sakit. Anak kecil itu adalah cucunya, justru kurang ajar namanya kalau cucu itu tidak menolong neneknya.

"Atau mungkin Anda tertarik dengan yang ini."

Lukisan lagi. Gambarnya tidak jelas. Mungkin ini yang disebut orang sebagai gambar abstrak yang katanya hanya bisa dimengerti oleh orang-orang tertentu saja. Lalu kenapa benda seperti ini diperlihatkan ke umum? Toh, yang bisa menikmatinya hanya kalangan tertentu saja!

"Memangnya ini gambar apa?"

"Ini namanya seni abstrak, Pak. Sebuah seni yang benar-benar mengutamakan kebebasan berkarya sehingga referensi yang dipakai di sana berbeda dengan referensi di dunia nyata."

"Oke, aku tahu itu. Namun apa artinya gambar ini?"

"Ini adalah gambar tentang sebuah kebahagiaan. Sebuah perasaan yang meluap-luap yang dinantikan oleh siapapun juga."

"Apa bentuk kebahagiaan itu?"

"Di dalam seni abstrak tidak dijelaskan hal yang seperti itu. Segalanya dipandang dengan cara yang sangat umum."

Aku mengangguk. "Oke, itu semua sudah cukup."

Kebahagiaan itu seharusnya tecermin dari gambar itu. Gambar dengan goresan goren tinta yang mengarah ke luar. Cukup menegaskan bahwa pembuatnya tidak punya niat menggambar sebuah bangunan.

Mungkin yang namanya kebahagiaan memanglah abstrak. Kalau yang lain bisa dicontohkan dari kondisi riil yang benar-benar ada di dunia ini.

Aku berjalan keluar dari pameran tersebut. Meninggalkan semua karya seni bernilai tinggi yang siap dibeli oleh jutawan-jutawan dari seantero dunia.

Lukisan itu betul. Kebahagiaan memang abstrak.


_
Sumber gambar: Barnett Newman, Onement1.

4 komentar:

qbonk mengatakan...

suka tulisan ini zi!

Ghazi Binarandi mengatakan...

Terima kasih!

Ratu Rizkitasari Saraswati mengatakan...

ghazi, klo lyat lukisan abstrak tuh rasanya aneh.. kadang2 dari warna sama goresan, tiba2 ada rasa lain. sebenernya tergantung orangnya juga sih yang menganggep itu apa. kalo menurut gw, seniman ngasih kita kebebasan untuk berinterpretasi sendiri..
klo kata dosen gw, klo jaman sekarang ada seniman yang masih melukis abstrak, dy sudah terlambat 10 tahun. sekarang udah gak jamannya lagi.

tulisannya bagus ghaz!
:D

Adhamaski Pangeran mengatakan...

gw link blog lo di blog gw ^^

Yang Terlarang

Ini adalah kali pertama saya patah hati setelah sekian lama tidak. Kalau kemarin ada yang tanya kepada saya, apa rasanya sakit hati, akan sa...