Hari ini aku berada pada dunia penuh keajaiban, peraturan, dan kebetulan. Satu demi satu, perlahan-lahan, semuanya mulai mendatangiku, mengetuk pintu jiwaku sambil mengucapkan salam dengan santunnya. Aku senang kedatangan tamu.
Di negara tempatku dibesarkan ada sebuah kepercayaan aneh: jika kupu-kupu masuk ke rumah kita, itu adalah pertanda bahwa rumah kita akan kedatngan seorang tamu. Jika logika ingin dipermainkan di sini, tentu kebenaran kepercayaan ini tidak dapat sama sekali dipertanggung jawabkan. Kepercayaan ini mungkin hanyalah sebuah kotoran hidung di mata logika. Tak penting dan hanya mengganggu saja. Tapi keberadaannya benar-benar ada. Dan kita tidak bisa mengabaikannnya.
Mungkin beberapa kepercayaan kuno timbul karena keajaiban, peraturan, atau kebetulan. Seperti hal-hal yang mendatangiku pada hari, secara bertubi-tubi.
Keajaiban, peraturan, atau kebetulan. Adakah relasi di antara ketiganya?
Aku mulai tersadar akan suatu hal yang sebenarnya sangat sederhana: kita semua hidup di dunia yang penuh dengan kesederhanaan. Peraturannya jelas, jika ingin teratur, hiduplah secara teratur. Ikuti norma-norma yang berlaku, dan jangan mencoba untuk menyimpang walaupun untuk sekali. Cukup jadilah anak SD yang akan menurut jika disuruh untuk duduk dengan manis.
Tapi kemudian timbul "peraturan" yang lain. Di mana mendobrak peraturan menjadi kunci menuju "jalan yang lebih baik". Jangan ikuti peraturan, jadilah dirimu sendiri dalam pengertian yang sebebas-bebasnya. Jangan batasi kreativitasmu hanya karena itu bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Dan seketika bermunculanlah gerakan-gerakan penentang peraturan yang ini dan yang itu. Dan timbullah kekacauan di mana-mana.
Alhasil, terbentuklah dua peraturan yang sama sekali bertolak belakang: ikuti peraturannya dan jangan ikuti peraturannya. Sebuah permainan negasi. Maka wajar jika timbul kekacauan karenanya.
Mungkin setalah itu kita hanya dapat berharap kepada keajaiban yang memunculkan kebetulan setelahnya. Seraya berdoa kepada Yang Maha Kuasa.
Dan hujan pun turun lagi.
Hari ini aku berada pada dunia penuh keajaiban, peraturan, dan kebetulan. Aku pun masih mencari-cari kunci menuju masa depanku yang terasa semakin mendekat.
Aku harap kunci itu dapat segera kutemukan.
Sabtu, 15 November 2008
Langganan:
Postingan (Atom)
Yang Terlarang
Ini adalah kali pertama saya patah hati setelah sekian lama tidak. Kalau kemarin ada yang tanya kepada saya, apa rasanya sakit hati, akan sa...
-
Tepat kata itu. Tepat pilihan kata itu. Sungguh memikat hati. Dua memang selalu membingungkan. Bahkan lebih baik dibuat tiga sekalian. Agar ...
-
Malam ini udara tidak sedingin biasanya di kota Bandung. Akhir-akhir ini Bandung memang panas. Aku berjalan menyusuri jalanan kota Bandung. ...
-
Malam berurung siang. Menolak siapa punya bertahta. Yang tak hingga tak digenggam jua.