Jumat, 13 Juni 2008

Ketika Kenangan Mengusik

Hal terjauh dari kita adalah masa lalu. Karena kita tidak akan pernah bisa pergi kembali ke sana, walau dengan kendaraan apapun.

Sementara setiap memori, ingatan, dan kenangan akan selalu lekat pada kita. Dan itu membuat kita dapat menengok ke masa lalu, tapi tidak untuk kembali sepenuhnya.

Rintangan hidup bagaikan sebuah permainan. Di mana tiap-tiap langkah mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Dan yang kurasakan tingkat kesulitan itu akan selalu bertambah. Seakan-akan hidup ini tidak akan pernah memberi kesempatan pada kehidupan untuk berleha-leha.

Dan kita tidak punya pilihan lain. Kita harus mengikut arus hidup itu untuk bertahan di dunia.

Tidak ada gunanya untuk mencoba lari dari masalah. Siapa yang bisa jamin tidak akan datang masalah baru? Bahkan bisa saja masalah baru itu datang dengan bentuk yang lebih rumit.

Menghindar bukan jalan yang terbaik. Yang bisa kita, atau aku, lakukan adalah mengikuti arus, dan terhanyut di tempat yang sudah ditentukan takdir.

Kau punya banyak pilihan dalam hidup ini. Takdirmu tidak akan terwujud jika kau sendiri tidak berusaha mewujudkannya. Takdir bukanlah hadiah, tapi jaminan.

Dan tidak ada yang bisa kulakukan kini. Aku hanya bisa berlari, dan terus berlari.


Seperti itu. Seperti aku. Seperti dulu.

Tidak ada komentar:

Yang Terlarang

Ini adalah kali pertama saya patah hati setelah sekian lama tidak. Kalau kemarin ada yang tanya kepada saya, apa rasanya sakit hati, akan sa...