Rabu, 04 Januari 2012

Satu Tahun yang Lalu

Sekiranya ini bisa menjadi sebuah surat, tentu sudah sepatutnya jika tulisan ini kutujukan buat seseorang. Meskipun sebenarnya aku tak sepenuhnya yakin apakah benar aku ingin orang tersebut membacanya. Namun, jikalau nanti tiba-tiba muncul keberanian dari dalam dadaku untuk menyampaikan ini padamu, aku mau engkau tahu bahwasanya tulisan ini kubuat dengan menyelipkan begitu banyak potongan cinta di dalamnya sehingga membuat dadaku kembang-kempis tak karuan ketika sedang menulisnya.

Tulisan ini menceritakan tentang hari tepat satu tahun yang lalu, di mana waktu tersebut masih menjadi hari terindah yang pernah kujalani hingga saat ini. Kau pasti tahu, meski kau mungkin sudah lupa. Tapi buatku, mana mungkin aku melupakan hari secantik itu? Hari yang bermula dari rentetan kejadian-kejadian yang tak diduga-duga (meski sudah direncanakan), seakan kuasa Tuhan memang sudah menggariskanku untuk merasakan kebahagiaan yang luar biasa pada hari tersebut (jauh melebihi kebahagiaan yang biasa kudapatkan pada hari-hari biasaku). Dan semesta begitu mendukung pada hari itu! Ketika momen yang seperti itu datang, tentu pantang bagiku untuk melewatkannya begitu saja. Dan datanglah beberapa kejadian pada hari itu yang berpotensi untuk sedikit "mengganggu" hariku pada saat itu. Yang kulakukan adalah mengambil langkah paling konservatif, meskipun itu berarti mengkhianati idealisme yang kupegang teguh hingga saat itu. Namun persetan dengan idealisme! Tentu saja ada yang jauh lebih berharga dari semua idealisme yang pada akhirnya mungkin hanya akan jadi mainan kucing di tong sampah.

Ketika hendak menulis tulisan ini, sesungguhnya aku bingung tentang apa yang bakal kutulis. Karena kebahagiaan yang kurasakan pada hari itu terlalu gempal. Tidak mungkin semuanya kumasukkan kepada tulisanku yang panjangnya tidak seberapa ini. Kalaupun akhirnya kuputuskan untuk mencantumkan seluruh kebahagiaanku pada hari itu dalam tulisan ini, bisa-bisa tulisan ini menutupi keseluruhan dunia ini saking panjangnya, menjadikan kita semua yang berada di bawahnya merasa sesak dan gelap karena matahari dan udara terhalangi oleh tulisan yang terlalu panjang ini. Sayang memang. Kata-kata kadang-kadang punya keterbatasan dalam menyampaikan maksud.

Tentu saja aku juga tidak akan membicarakan detil kejadian yang kualami pada hari itu, tapi tulisan ini akan kujadikan sebagai media peluap emosiku yang selama ini terpendam. Biarlah perasaan ini dibuat lega sedikit karena sebagian dari isinya bisa terlepas ke alam bebas, meski tidak sepenuhnya hilang karena perasaan ini akan selalu bersemayam. Mungkin sampai selama-lamanya.

Jadi, melalui tulisan ini, ada satu hal yang ingin kusampaikan: sampai saat ini pun aku masih memandang bahwa satu tahun yang lalu adalah hari terindah yang pernah kualami dalam seumur hidupku. Dan akan sangat menyenangkan bila kamu juga merasakan hal yang sama.

Yang Terlarang

Ini adalah kali pertama saya patah hati setelah sekian lama tidak. Kalau kemarin ada yang tanya kepada saya, apa rasanya sakit hati, akan sa...